CN, Jakarta - Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan, bersama dengan BMKG, BASARNAS dan AirNav Indonesia, menghadiri 35th Asia/Pacific Air Navigation Planning and Implementation Regional Group (APANPIRG) pada 25 – 27 November 2024 lalu di Bangkok, Thailand.
Pertemuan rutin tahunan para Direktur Jenderal atau Direktur teknis ini menjadi wadah bagi negara-negara kawasan Asia-Pasifik untuk membahas strategi dan kolaborasi dalam meningkatkan keselamatan, keamanan, efisiensi dan pelayanan penerbangan.
Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Direktur Navigasi Penerbangan Syamsu Rizal, dalam kesempatan tersebut menyampaikan working paper mengenai “Harmonizing Global Standards for the Integration of Unmanned Aircraft and Its New Entrants into Airspace Operations". Selain itu dilaksanakan juga joint working paper dengan negara-negara terkait mengenai “Collaborative Approach for the Development of a Roadmap to Implement Trajectory-Based Operations (TBO) in Asia and Pacific” dan information paper mengenai “Jakarta Metroplex Airspace Optimization – enhancing Efficiency, Capacity, and Environmental Sustainability”.
Pada kesempatan tersebut Indonesia menyampaikan tentang kesiapan dalam memberikan layanan navigasi yang memenuhi segala persyaratan yang ditetapkan oleh organisasi penerbangan sipil internasional / International Civil Aviation Organization (ICAO).
"Dari hasil pembahasan pertemuan, capaian nilai tingkat pemenuhan regulasi dan layanan (Effective Implementation/EI) navigasi penerbangan Indonesia adalah sebesar 80,91%, dimana nilai ini berada di atas rata-rata regional Asia Pacific 63,44%. Nilai ini merupakan hasil komunikasi dan kerja sama yang baik antar instansi yaitu BASARNAS, BMKG dan juga penyedia layanan navigasi penerbangan AirNav Indonesia," jelas Syamsu Rizal.
Pemenuhan Indonesia terhadap semua ketentuan dalam memberikan layanan navigasi menghasilkan tidak adanya catatan defisiensi pada keseluruhan 5 (lima) layanan navigasi penerbangan.
“Kita akan pertahankan prestasi ini dalam mendukung sebagaimana yang diamanatkan oleh Menteri Perhubungan yaitu untuk mendukung konektivitas nasional,” ujarnya.
Pertemuan selama 3 (tiga) hari ini dihadiri oleh 163 delegasi dari 26 negara anggota, 2 administrative region dan 6 organisasi internasional dibidang penerbangan yaitu ACI, CANSO, EASA, IATA, ICAO dan IFALPA.
Disela pertemuan, Syamsu Rizal didampingi delegasi Indonesia lainnya, melakukan penandatangan dokumen bergabungnya Indonesia ke dalam keanggotaan ICAO Flight Procedure Programme.
“Dengan keikutsertaan Indonesia di dalam FPP ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berharap dapat meningkatkan kapabilitas terkait Flight Procedure dan juga berperan aktif dengan ICAO dan yang paling penting adalah menjaga keselamatan penerbangan di Indonesia,” tutur Syamsu Rizal.
Pada pertemuan ini, Direktur Navigasi Penerbangan Syamsu Rizal juga turut menghadiri penandatanganan kerja sama antara AirNav Indonesia dengan Federal Aviation Administration (FAA) mengenai kolaborasi operasional navigasi penerbangan.
"Dengan berbagai langkah konkret yang dilakukan, Indonesia menunjukkan komitmen kuat untuk terus meningkatkan keselamatan penerbangan serta peran serta Indonesia di kawasan regional Asia-Pasifik," pungkas Syamsu Rizal.