CN, Yogyakarta - Mahasiswa dan elemen masyarakat di Yogyakarta yang tergabung di Aliansi Rakyat Bergerak menggelar aksi demonstrasi bertajuk Gejayan Kembali Memanggil di pertigaan Jalan Gejayan, Kabupaten Sleman.
Aksi demonstrasi ini dilatari kondisi rusaknya demokrasi yang saat ini dipertontonkan elite.
"Rakyat Indonesia sudah muak dengan politik hari ini. Rakyat Indonesia sudah muak dengan tindakan elit-elit politik yang korupsi yang menerapkan kolusi nepotisme," jelas Humas Aliansi Rakyat Bergerak, Restu Baskara ditengah aksinya, Sabtu (16/12/2023).
Restu menyinggung adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang meloloskan aturan pencalonan capres - cawapres.
"Kami tahu bahwa di MK itu adalah produk reformasi tapi elite politik, tapi sekarang justru mengkhianati amanat dari reformasi yang sudah diperjuangkan dari 98. Artinya ini adalah tugas kita bagiamana mengubah keadaan itu, mengkritik rezim hari ini," tegasnya.
Restu pun mengatakan, massa akan terus turun ke jalan apabila kesewenang-wenangan, penindasan, dan kebodohan politik terus dipertontonkan.
"Kami sudah muak dengan semua paslon semua partai politik yang kemudian pro terhadap pemodal," ujarnya.
"Ia bilang presiden biasa dihina, presiden biasa dicaci. Tapi pendukungnya yang merespon, pendukungnya yang melakukan doxing, melakukan serangan terhadap aktivis atau siapapun yang menggunakan hak kebebasan berbicaranya. Dalam hal ini artinya Jokowi sudah mengkhianati reformasi," tutur Restu.
Jokowi juga disebut telah melemahkan KPK dan menggerogoti MK.
“Bagaimana adik iparnya dipergunakan sedemikian rupa hingga akhirnya Gibran anaknya muncul sebagai cawapres instan dan terbukti memang Anwar Usman melakukan pelanggaran etik. Jokowi mengkhianati reformasi dan rakyat," katanya.
Gerakan ini memprotes kebijakan Presiden Jokowi. Untuk itu, visi Jokowi, Nawacita, mereka ganti dengan Nawa Bencana Jokowi yang dipampang dalam spanduk yang mereka bawa.