Sosok Rumah Jawa Timur Layak Dimasyarakatkan Lebih Luas

man-headphones

Seminar Kenari Djaja. (ist)

CN, JAKARTA - Tradisi dan Kekinian Provinsi Jawa Timur memiliki ragam budaya Jawa yang dibawa dari masa kejayaan Kerajaan Hindu Singosari dan Majapahit yang sangat terkenal di bumi Nusantara. Kekhasan Arsitektur dengan nilai budaya yang membuat banyak pihak menerapkan langgam dan gaya bangunan Jawa Timuran itu untuk berbagai fungsi baru. Meski tidak sepopuler nama arsitektur ‘Joglo’ di Jawa Tengah atau ‘Bagonjong’ di Sumatera Barat, sosok rumah Jawa Timur ini ‘ada dan sangat mengesankan’ sehingga layak dimasyarakatkan lebih luas.

Legenda Kerajaan Majapahit yang pernah menguasai Nusantara dan sebagian Negara di Asia, meninggalkan latar belakang dan tradisi yang sangat baik bagi perkembangan pariwisata di Indonesia, khususnya kemajuan arsitektur Jawa Timuran.

Majalah arsitektur ASRINESIA dan KENARI DJAJA, bersama IKATAN ARSITEK INDONESIA (IAI) Provinsi Jawa Timur tertarik membahas indahnya arsitektur di Jawa Timur ini dalam Seminar ‘Arsitektur Jawa Timuran – Tradisi dan Kekinian’ pada Kamis 25 Mei 2023, melalui sistim virtual diikuti peserta dari seluruh Indonesia mencapai 900 orang partisipan terdiri dari Profesional Arsitek, Akademisi, Pelaku pembangunan terkait serta masyarakat pecinta arsitektur dari seluruh Indonesia.

Seminar ‘Arsitektur Jawa Timuran ini juga dihadiri Co Founder dan CEO PT Kenari Djaja Prima, Hendra B Sjarifudin, Direktur PT Kenari Djaja Prima, Hendry Sjarifudin, Pemimpin redaksi majalah ASRINESIA, Sri Murdiningsih dan Ketua IAI Provinsi Jawa Timur, Gayuh Budi Utomo.

Dalam sambutannya, Penyelenggara seminar, Bambang Sutrisno menyampaikan arsitektur tradisional Jawa Timur yang berawal dari kehidupan bertahun-tahun masyarakat Jawa Hindu, hingga masuknya pengaruh agama Islam dalam mengatur lingkungannya bermasyarakat, sangat menarik apabila dikaitkan dengan pembangunan arsitektur dan kawasannya masa kini.

"Konon keindahan bangunan tradisional Jawa di era Kerajaan besar Majapahit membuat orang terus ingin tahu tentang filosofi dan penggunaan elemen bangunan yang diatur oleh adat istiadat dan agama saat itu untuk memberi rasa nyaman. Kami mewakili KENARI DJAJA dan Majalah ASRINESIA mengucapkan terima kasih atas dukungan IAI Provinsi Jawa Timur dan seluruh partisipan sehingga seminar ini dapat terlaksana," ucapnya.

Sementara itu, Ketua IAI Provinsi Jawa Timur, Gayuh Budi Utomo menyampaikan apresiasinya kepada KENARI DJAJA dan Majalah ASRINESIA yang telah mengajaknya untuk berkolaborasi pada seminar tersebut. "Kami berharap kolaborasi ini akan berlanjut kedepannya. Sudah menjadi kewajiban kita sebagai asosiasi profesi untuk turut serta mendukung dan peduli terhadap potensi-potensi yang ada di Jawa Timur," ujarnya.

Penjelasan tentang Arsitektur Tradisional diuraikan oleh Anas Hidayat, ST, MT Pengamat yang mendalami dan mengajarkan sejarah bangunan masa lalu sejak era Majapahit dan Singosari. Bagaimana potensi arsitektur lokal menjadii salah satu ciri khas Jawa Timur yang harus dilestarikan.

Terkait dengan karakter bangunan yang memenuhi persyaratan penghuni dan kegiatannya yang spesifik Jawa, disampaikan oleh perintis arsitektur nusantara Prof. Josef Prijotomo.

Pada bagian lain, Arsitek Hari Sunarko IAI, AA sebagai praktisi menyampaikan pengalamannya mengembangkan arsitektur khas Jawa Timuran yang menghargai tradisi dan budaya lokal kekinian secara menarik.

Keterlibatan profesi Arsitek mendalami sejarah arsitektur dan pengembangan bangunan baru lainnya, disampaikan Ketua IAI Provinsi Jawa Timur, Gayuh Budi Utomo, IAI sebagai pihak yang kompeten memperhatikan kearifan lokal di tengah kemajuan arsitektur modern. Masukan berupa pengalaman pakar dan pertanyaan peserta Seminar, dirangkum oleh moderator Ririn Dina Mutfianti, ST. M.T,. (*)

Terpopuler

To Top