Kemendikbudristek Gelar Aksi Peduli Sampah Bersama Siswa Inklusi

man-headphones

Kemendikbudristek Gelar Aksi Peduli Sampah Bersama Siswa Inklusi.

CN, JAKARTA – Jelang Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh pada 21 Februari, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) mengadakan kegiatan peduli sampah bersama para siswa inklusi di SDN Pegadungan 11 Pagi, Jakarta, Senin (20/2/2023).

Bekerja sama dengan Komunitas Pilah Sampah, kegiatan yang bertajuk Penguatan Karakter melalui Aksi Peduli
Lingkungan pada Tri Pusat Pendidikan itu, para siswa inklusi atau anak-anak penyandang disabilitas diberikan
pengetahuan dan pengalaman dalam mengelola sampah dengan baik.

Kepala Puspeka Kemendikbudristek, Rusprita Putri Utami mengatakan bahwa mengelola sampah yang baik merupakan salah satu upaya dalam menjaga lingkungan. Hal tersebut sekaligus merupakan cerminan nilai-nilai
yang tertuang dalam dimensi Profil Pelajar Pancasila. Sedikitnya, ada tiga nilai dalam dimensi Profil Pelajar Pancasila yang berkaitan dengan pengelolaan sampah.

Pertama adalah Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia terutama akhlak pribadi,
akhlak kepada manusia, dan akhlak kepada alam. Kedua, Bergotong-royong yakni kolaborasi dan kepedulian.
Ketiga, Kreatif dengan menghasilkan karya serta tindakan original.

“Anak-anak perlu mendapatkan pengetahuan dan pengalaman langsung bagaimana mengelola sampah dengan baik. Sehingga mereka bisa menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Profil Pelajar Pancasila, yaitu dengan ikut menjaga lingkungan agar tetap bersih dan bebas dari sampah serta membuatnya menjadi sesuatu yang bermanfaat,” ungkap Rusprita.

“Dalam kegiatan ini, kami juga ingin menciptakan iklim inklusivitas dengan melibatkan anak-anak disabilitas. Para
siswa inklusi juga berhak mendapatkan kesempatan belajar yang sama dan terlibat dalam pengelolaan sampah
secara berkelanjutan yang dapat memberikan dampak positif terhadap kontribusi upaya penurunan emisi gas dan efek rumah kaca,” tambahnya.

Ia menjelaskan, kalau di sekolah, tanggung jawabnya bukan hanya oleh petugas kebersihan tapi seluruh warga sekolah ikut bertanggungjawab memastikan lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah. Di rumah juga begitu, orang tua diharapkan bisa menjadi role model atau panutan bagi anak.

"Peran orang tua tentu tidak hanya terbatas pada peran ibu. Ayah juga punya andil besar membangun kesadaran anak akan peran dan tanggung jawab bersama mengelola sampah di rumah," tutupnya. (*)
 

Terpopuler

To Top