CN, JAKARTA - Adanya tindakan anarkis yang terjadi di Yogyakarta disesali Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X
Menurutnya, ada by design dari peristiwa kerusuhan dari sekelompok orang yang tidak dikenal.
Ia melihat, mahasiswa, pelajar dan buruh sudah membubarkan diri. Namun, kelompok yang tak dikenal tersebut tetap bertahan yang berujung rusuh. Petinggi keraton Yogyakarta itu meminta agat para perusuh segera dipidana.
Sementara itu, tokoh nasional Rizal Ramli (RR) merasa salutnya kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Sultan ikuti tradisi ayahanda Sultan HamengkuBuwono IX yang berjuang melawan Belanda dan bela Republik.
"Tahun lalu kita (RR dan Sultan) masih sempat ngopi dan ngobrol lama di Istana Jogja. Salam,'' ungkap RR.
RR juga menghimbau dan mengingatkan agar pemerintah tidak berwatak otoriter dan kekerasan dengan mengerahkan pihak tertentu untuk ciptakan kekerasan dan kerusuhan.
"Ini pola neo-otoriter: create chaos, then blame students dan mengorbankan activis yakni : peristiwa Malari 1974, awal 1998, Mei 2019 (300 perusuh di depan KPU punya tato badan depan dan belakang. Kalau mahasiswa hanya 1-3 tato, Islam ndak pake tato). Setelah rusuh, sebar narasi di media media bahwa mereka mahasiswa dan aktifis. Kuno euei,'' tegas RR dalam pesannya, Jumat (9/10/2020).
Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mendukung penolakan buruh dan mahasiswa soal Omnibus Law. Sultan minta demo buruh dan mahasiswa bisa berjalan damai dan tertib.
"Yogyakarta dengan masyarakatnya tidak pernah punya itikad untuk membangun anarki," tutup Sultan, pada Kamis, 8 Oktober 2020. (*)
RR Salut Sikap Gubernur Yogyakarta Pidanakan Perusuh
Jum'at, 09 Oktober 2020 , 23:58:00 WIB

Tokoh Nasional Rizal Ramli