CN, Yogyakarta - Para pengelola jeep wisata di kawasan lereng Merapi, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tetap diminta menjaga kualitas fisik kendaraan sesuai aturan yang ditetapkan Kementerian Perhubungan.
Meski keberadaannya diluar kewenangan Kementerian Perhubungan, pengelola Jeep Wisata diminta memenuhi seluruh aspek keselamatan kendaraan dengan selalu melakukan Uji KIR, pengecheckan berkala, memperhatikan kualitas onderdil, dan kewaspadaan dan kualitas driver serta melengkapi dengan asuransi.
"KNKT selalu minta agar para pengemudi jeep wisata selalu menekankan terhadap keamanan dan kenyamanan wisatawan, diantaranya dengan menerapkan SOP yang telah ditetapkan,” demikian diungkapkan Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono saat membuka FGD Keselamatan Jeep Wisata yang digelar KNKT di Yogyakarta, Rabu (28/2/2024).
Hadir sebagai nara sumber Ketua Sub Komite Investigasi LLAJ(Lalulintas Angkutan Jalan) Achmad Wildan, Staf Ahli Kemenparekraf Bidang Manajemen Krisis Fajar Hutomo, Kepala Bagian Pengembangan Prasarana Transportasi Dishub Provinsi DI Yogyakarta Didit Suranto serta Sekretaris Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi Herbetius Indrantara atau Heri. Hadir juga Kepala Dishub Sleman Arif Pramana, Perwakilan BKT Perhubungan, Perwakilan Polda DIY, perwakilan asosiasi VW Yogyakarta.
Acara juga dilakukan secara virtual ini, juga diikuti asosiasi jeep wisata bromo, Sleman dan daerah-daerah yang memiliki asosiasi Jeep Wisata.
Soerjanto menegaskan, untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi wisatawan. Jeep wisata sebagai potensi dan ikon khas pendukung kepariwisataan di lereng Merapi sudah seharusnya terus dipertahankan dan dikembangkan. Jangan sampai layanan jeep wisata mengalami penurunan kualitas.
Untuk itu, para pengelola jeep wisata Lereng Merapi dimintan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan jeep wisata sekaligus berkontribusi secara aktif sebagai agen promosi wisata di Yogyakarta dan sekitarnya.
"Pemerintah menaruh prioritas terhadap potensi jeep wisata lereng Merapi,Bromo dan daerah2 lain dikarenakan telah secara nyata mengangkat citra kepariwisataan di daerah-daerah tersebut. Selain itu juga mampu memberikan peningkatan kesejahteraan bagi para pengelola, operator maupun masyarakat dan para pedagang di kawasan destinasi yang dikunjungi. Serta yang tidak kalah pentingnya juga memberikan kontribusi terhadap PAD kabupaten-kabupaten di mana asosiasi-asosiasi itu berada," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Kemenparekraf Fajar Hutomo, secara umum meminta agar para pengemudi jeep wisata untuk menekankan pada aspek-aspek Sapta Pesona Pariwisasta yang meliputi Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah dan Kenangan.
“Sehingga wisatawan yang berkunjung ke Sleman, Bromon dapat meperoleh pengalaman dan citra postif tentang kepariwisataan di daerah-daerah tersebut yang pada gilirannya menarik untuk kunjungan ulang diwaktu-waktu mendatang,” ujarnya.
Di tempat sama Ketua Sub Komite Investigasi LLAJ Achmad Wildan mengingat peran strategisnya potensi jeep wisata lereng Merapi agar Pemkab Sleman secara bersama-sama dengan Dinas Perhubungan dan jajaran kepolisian senantiasa memberikan pendampingan dan pengawasan sebagai upaya peningkatan layanan jeep wisata lereng Merapi. Dalam hal ini Dinas Perhubungan senantiasa melaksanakan program pengecekan fisik kendaraan jeep wisata dan patroli mendadak untuk memastikan keselamatan dan keamanan terhadap wisatawan.
"Dishub diharapkan selalu minta agar para pengemudi jeep wisata selalu menekankan terhadap keamanan dan kenyamanan wisatawan, diantaranya dengan menerapkan SOP yang telah ditetapkan," tuturnya.
Sekretaris Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Herbetius Indrantara mengatakan, selama ini pihaknya secara berkala telah melaksanakan pemeriksaan oleh penguji dari UPT PKB meliputi kelengkapan surat dan ramp check secara visual sebelum jeep wisata beroperasi atau digunakan oleh para wisatawan.
Pada saat pengecekan, secara periodik para driver juga diberikan arahan mengenai keselamatan saat mengendari jeep.
Arahan itu antara lain agar driver selalu menggunakan alat pendukung keselamatan seperti helm dan sabuk pengaman, dan wajib juga dipakai untuk para penumpang.
"Jangan sampai untuk driver jeep sendiri malah mengabaikan pendukung keselamatan tersebut," tandasnya.
Disisi lain pengemudi jeep seharusnya memiliki keahlian khusus untuk menyetir, agar bisa mencari jalur yang berkeselamatan namun dapat meningkatkan adrenalin para penumpangnya. Pengemudi dituntut untuk bisa berkomunikasi dengan baik yaitu diantaranya dapat berbahasa asing, dikarenakan kebanyakan pengunjuk adalah wisatawan mancanegara.
"Upaya lain yang juga sudah dilakukan adalah dengan memberlakukan asuransi. Dishub Sleman selalu minta agar para pengemudi jeep wisata selalu menekankan terhadap keamanan dan kenyamanan wisatawan, diantaranya dengan menerapkan SOP yang telah ditetapkan," jelasnya.
Kadishub Sleman Arif Pramana membenarkan seluruh jeep wisata yang berada di basecamp di wilayah Sleman secara berkala selalu diperiksa untuk memastikan dalam kondisi bagus dan layak jalan untuk melayani para wisatawan agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan baik bagi wisatawan maupun pengelola destinasi wisata.
Pengecekan yang dilakukan ini merupakan bentuk kegiatan rutin melalui seksi Pengendalian dan Operasi (Dalops) bersama dengan UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) juga melibatkan dari unsur dari Polresta Sleman, Polsek Pakem, Koramil Pakem, Denpom, Satpol PP, Kapanewon dan Kalurahan.
Hasil pemeriksaan jeep wisata secara keseluruhan sudah cukup baik, hanya ada beberapa unit yang diberi catatan terkait dengan pemenuhan standar berkeselamatan. Untuk angkutan jeep yang masih memiliki catatan perbaikan, Dinas Perhubungan menghimbau agar kendaraan tersebut tidak beroperasi sebelum di lakukan perbaikan sesuai standar, karena keselamatan pengguna adalah Prioritas.
"Untuk para Driver selalu kami edukasi untuk berkendara dengan hati-hati," pungkas Arif.