CN, Jakarta - Hasil survei PatraData memperlihatkan bahwa meski mengalami kenaikan elektabilitas terhadap calon presiden dan wakil presiden, namun belum terdapat satupun pasangan calon yang angka elektabilitasnya melebihi dari 50%+1 sebagai syarat memenangkan pemilihan presiden dan wakil presiden.
“Sehingga, dengan model tiga pasangan calon, kemungkinan pemilihan presiden dan wakil presiden kita akan berlangsung menjadi dua putaran,” demikian diungkapkan Peneliti PatraData Rezki Adminanda di Jakarta, Kamis (2/10/2023).
Survei Nasional PatraData dilakukan pada sampel responden yang dipilih secara acak dari kumpulan database nomor telepon yang dimiliki oleh PatraData. Menggunakan asumsi simple random sampling, jumlah responden 1.220 memiliki toleransi kesalahan (margin of error – MoE) sebesar ±2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Selanjutnya Quality Control dilakukan dengan menelepon ulang responden (call back) sebanyak 20% dari total sampel.
Pada simulasi 3 nama calon presiden yang ditanyakan kepada para responden, Capres Prabowo Subianto hingga waktu survei dilaksanakan unggul sebesar 42,4% atau selisi 15,8% dari Ganjar Pranowo (26,6%) dan Anies Baswedan (19%) selisih 7,6% dari Ganjar Pranowo.
Rezki menjelaskan, jika ditelisik tren peta elektabilitas para calon presiden dari awal oktober yang lalu, maka Prabowo Subianto mengalami kenaikan angka elektabilitas dari awal oktober 37,1% menjadi 42,4% diakhir oktober, atau mengalami kenaikan sebesar 5,3%.
Hal yang sama juga terlihat pada tren elektabilitas Anies Baswedan yang mengalami kenaikan dari 16,8% diawal oktober menjadi 19% diakhir bulan oktober ini atau naik 2,2%. Hal yang berbeda pada capres Ganjar Pranowo yang mengalami tren penurunan elektabilitas dari 28,9 diawal oktober menjadi 26,6% diakhir oktober.
“Head to Head antara ketiga nama calon presiden menunjukan bahwa Prabowo Subianto unggul secara secara signifikan dari Ganjar Pranowo ataupun Anies Baswedan. Sementara Ganjar Pranowo lebih banyak dipilih dari pada Anies Baswedan,” tutur Rezki.
Hal yang tidak jauh berbeda pada peta elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden, terlihat pasangan Prabowo-Gibran unggul dengan 43,9% atau selisih 17% dari pasangan Ganjar-Mahfud (26,9), serta Anies-Muhaimin dengan 18,1% atau selisih 8,8% dari pasangan Ganjar-Mahfud.
Rezki menambahkan, survei yang dilaksanakan setelah pendaftaran pasangan calon presiden dan calon wakil presiden ke KPU ternyata berdampak terhadap peta elektabilitas masing-masing pasangan. Setelah pendaftaran ke KPU, pasangan Prabowo-Gibran terlihat mengalami kenaikan elektabilitas dari 33,9% diawal oktober (sebelum pendaftaran ke KPU) naik menjadi 43,9% diakhir oktober/ setelah mendaftar ke KPU.
“Artinya terdapat kenaikan sebesar 10% angka keterpilihan pasangan Prabowo- Gibran. Hal yang berbeda terlihat pada pasangan Ganjar-Mahfud yang pada awal oktober 30,1% turun menjadi 26,9% diakhir oktober atau setelah pendaftaran ke KPU dilakukan,” jelas Rezki.
Pilihan Partai Politik
Survei Nasional PatraData menunjukkan hasil PDIP unggul terhadap pilihan partai politik dengan 20,8%, kemudian Gerindra dengan 18,9%, Golkar 6,6%, PKB 6,5%, PKS 6,2%, NasDem 4,7%, PAN 4,5%, Demokrat 4,4%, dan PSI 4,2%.
Partai lainnya dimulai dari PPP (3,6%) secara berurut yaitu Perindo, Gelora, Ummat, PBB, PKN, Buruh, Garuda, Hanura, masih berada dibawah angka ambang batas parlemen, yaitu 4%. Tentu butuh ekstra kerja keras dari masing-masing partai dalam mengejar ketertinggalan angka keterpilihan untuk bisa masuk dan bergabung menjadi partai parlemen, terutama bagi partai PPP yang kurang 0,4% elektabilitas untuk bisa menjadi bagian partai parlemen.