Melalui International Talk, Aktivis Dunia Respon Pasca Gencatan Senjata Palestina dan Israel

man-headphones

Kepala P3M Sekolah Pascasarjana UNAS Dr. Robi Nurhadi.

CN, JAKARTA–Palestina dan Israel telah bersepakat untuk melakukan gencatan senjata pada Jumat 21 Mei 2021 dimana gencatan senjata ini sedikit meredakan suasana konflik antara kedua belah pihak. Gencatan senjata yang dilakukan pihak yang bertikai, disambut baik oleh para pemimpin negara di seluruh dunia dan sekaligus menyerukan Palestina dan Israel untuk bergerak menuju perdamaian. Pasca gencatan senjata yang terjadi juga mengundang berbagai tanggapan dari berbagai pihak mulai dari pemimpin, tokoh, akademisi dan para aktivis di seluruh dunia.

Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional bekerjasama dengan Nassar Foundation Malaysia menyelenggarakan International Talk “Palestine: Post Ceasefire, International Response” melalui aplikasi zoom meeting.

Kepala P3M Sekolah Pascasarjana UNAS Dr. Robi Nurhadi mengatakan bahwa tujuan dari diadakannya international talk ini adalah membangun gelombang artikulasi politik dari non-state actors agar dapat memberi penguatan perdamaian yang lebih substantif dan kuat pasca gencatan senjata.

Dijelaskannya, bahwa inisiatif penyelenggaraan international talk bermula dari situasi konflik yang terjadi di Palestina. "Diharapkan dapat mendorong lahirnya cluster baru yang ditopang oleh non-state actors untuk penciptaan solusi damai Palestina yang substansial," kata Robi dalam keterangannya, Jumat (28/5).

“Dunia sudah cukup memberikan ruang kepada state actors dalam mencari solusi damai namun hasilnya masih seperti yang kita lihat saat ini. Momentum ceasefire ini seharusnya dapat digunakan oleh non-state actors untuk menciptakan tatanan orde baru dunia dengan tujuan melahirkan kemerdekaan bagi Negara Palestina,” tambahnya.

Robi mengajak rakyat di dunia untuk bersama-sama mengakui kemerdekaan Palestina dan mendukung tercapainya perdamaian dengan Palestina sebagai negara yang berdaulat.

Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Direktur Sekolah Pascasarjana UNAS Prof. Dr. Maswadi Rauf, M.A. ini turut mengundang para aktivis (non state actor) sebagai pembicara baik dari dalam maupun luar negeri yaitu Mufti of Australia Darul Fatwa Australia Dr. Sheikh Salim Alwan Al-Hussainiyy, Mufti of Ukraine, President of the Islamic University, Ukraine Dr. Sheikh Ahmad Tamim, The Chairman of Nassar Foundation, Malaysia Dato Dr. Nasharudin Mat Isa.

Selanjutnya, Researcher From Gaza, Palestine Dr. Syarif Syamalla, Associate Professor Frostburg State University Maryland, USA Dr. Haiyun Ma, Faculty member at the School of Global Studies, Thammasat University Bangkok, Thailand Dr. Sheikh Mohammad Altafur Rahman, General Secretary of The India Forum for Moderation and Dialogue, India Dr. Muhammad Saleem Nadwi, dan Indonesia Council of Ulama (MUI). (*)
 

Terpopuler

To Top